KEANEKARAGAMAN KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT
MULTUKULTURAL
A. MASYARAKAT MULTIKULTURAL
Sebagaimana telah banyak diketahui, bahwa masyarakat
merupakan kategori yang paling umum untuk menyebut suatu kumpulan manusia yang
saling berinteraksi secara kontinyu dalam suatu wilayah atau tempat dengan
batas-batas geografik, sosial, atau kultural yang tertentu. Terdapat
istilah-istilah yang lebih khusus yang digunakan untuk menyebut pengumpulan
manusia dengan karakteristik tertentu. Misalnya yang menekankan bahwa interaksi
yang kontinyu itu berlangsung dalam
batas-batas wilayah geografik tertentu, sehingga orang-orang dalam batas
wilayah itu saling berinteraksi secara lebih intensif daripada dengan
orang-orang yang berada di luar batas itu. Pengelompokan yang demikian ini
disebut komunitas, atau masyarakat setempat. Misalnya masyarakat desa atau
masyarakat kota. Juga dapat dalam lingkup ruang geografik yang lebih kecil,
misalnya Rukun Tetangga, Rukun Kampung, dusun, dan sebagainya.
Untuk wilayah sosial,
dapat berupa kelas atau kelompok sosial tertentu. Misalnya untuk yang
berjenjang dapat berupa kelas atas, kelas menengah, atau kelas bawah, sedangkan
yang tidak berjenjang dapat juga kelompok kiri, kanan, atau tengah,
berbagai kelompok profesi, atau sebagaimana diungkapkan Geertz, ada kelompok
santri, priyayi, atau abangan. Untuk kategori wilayah kebudayaan, dapat
berupaka sukubangsa atau kelompok-kelompok agama. Demikianlah, sehingga –sekali
lagi– masyarakat merupakan penyebutan yang paling umum dan general untuk sebuah
pengumpulan manusia pada suatu wilayah.
Masyarakat
multicultural kadang disebut sebagai masyarakat majemuk atau plural society.
Istilah plural society, pertama kali digunakan oleh JS Furnival untuk menyebut
masyarakat masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih tertib sosial, komunitas
atau kelompok-kelompok yang secara kultural, ekonomi dan politik terpisah-pisah
serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda antara satu dengan
lainnya, atau dengan kata lain merupakan suatu masyarakat di mana sistem nilai
yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagiannya adalah
sedemikian rupa sehingga para anggotanya kurang memiliki loyalitas terhadap
masyarakat sebagai keseluruhan.
Agar lebih jelas,
berikut dikemukakan ciri masyarakat multikultural menurut van Den Berghe.
1.
Mengalami segmentasi ke dalam
kelompok-kelompok dengan subkultur saling berbeda
2.
Memiliki struktur yang terbagi ke dalam
lembaga-lembaga yang nonkomplemen
3.
Kurang dapat mengembangkan konsensus
mengenai nilai dasar
4.
Relatif sering mengalami konflik
5.
Secara relatif integrasi sosial tumbuh
di atas paksaan, dan/atau
6.
Ketergantungan ekonomi, dan/atau
7.
Dominasi politik oleh suatu kelompok
terhadap kelompok yang lain
B.
PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM
KELOMPOK
1.
Pengertian kelompok
Kelompok merupakan
konsep yang sangat umum dipakai dalam sosiologi dan antropologi. Sebenarnya
kelompok merupakan kumpulan manusia yang memiliki syarat-syarat tertentu,
dengan kata lain tidak semua pengumpulan manusia dapat disebut sebagai
kelompok.
Robert
Biersted menyebut adanya tiga kriteria kelompok, yaitu: (1) ada atau
tidaknya organisasi, (2) ada atau tidaknya hubungan sosial di antara warga
kelompok, dan (3) ada atau tidaknya kesadaran jenis di antara orang-orang yang
ada dalam kelompok dimaksud.
Berdasarkan analisis menggunakan tiga kriteria
tersebut dalam masyarakat dikenal beberapa jenis atau macam kelompok, yaitu:
1. Asosiasi
Asosiasi merupakan kelompok yang memenuhi
tiga kriteria Biersted tersebut. Suatu asosiasi atau organisasi formal terdiri
atas orang-orang yang memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, ada hubungan
sosial di antara warga kelompok dan organisasi.
2. Kelompok sosial (Social Groups)
Kelompok yang para anggotanya memiliki
kesadaran akan kesamaan jenis serta hubungan sosial di antara warganya, tetapi
tidak mengenal organisasi, oleh Biersted disebut sebagai kelompok sosial.
3. kelompok kemasyarakatan (Societal Groups)
Kelompok kemasyarakatan merupakan kelompok
yang berisi orang-orang yang memiliki kesadaran jenis saja, tidak ada hubungan
sosial di antara orang-orang tersebut maupun organisasi, disebut sebagai
kelompok kemasyarakatan (societal
groups).
Misalnya kelompok laki-laki, kelompok
perempuan. Orang sadar sebagai “sesama laki-laki” atau “sesama perempuan”,
namun tidak ada organisasi ataupun komunikasi di antara mereka.
4. Kelompok statistik
Bentuk terakhir dari kelompok adalah
kategori atau kelompok statistik, yaitu kelompok yang terdiri atas orang-orang
yang memiliki kesamaan jenis (misalnya jenis kelamin, umur, pekerjaan, dan
sebagainya), tetapi tidak memiliki satu pun dari tiga kriteria kelompok menurut
Biersted.
Sebenarnya kelompok statistik bukanlah
“kelompok”, sebab tidak memiliki tiga ciri tersebut. Kelompok statistik
hanyalah orang-orang yang memiliki kategori statistik sama, misalnya kelompok
umur (0-5 tahun, 6-10 tahun, dst.) yang dipakai dalam data penduduk Biro Pusat
Statistik. Dalam kelompok ini sama sekali tidak ada organisasi, tidak ada
hubungan antar-anggota, dan tidak ada kesadararan jenis.
Kelompok
dengan asosiasi (perkumpulan) secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut.
Kelompok Sosial
|
Perkumpulan
|
Kelompok
primer
|
Perkumpulan
sekunder
|
Gemainschaft
|
Gesellschaft
|
Hubungan
familistik
|
Hubungan
kontraktual
|
Dasar
organisasi adat
|
Dasar
organisasi buatan
|
Pimpinan
berdasarkan kewibawaan /charisma
|
Pimpinan
berdasarkan wewenang dan hukum
|
Hubungan
berasas perorangan
|
Hubungan
berasas guna/kepentingan dan anonim
|
C. SOLIDARITAS
MEKANIK DAN SOLIDARITAS ORGANIK
Analisis Durkheim mengenai solidaritas
mekanik dan solidaritas organik berdasarkan:
1)
Perbedaan
solidaritas dalam tipe struktur sosial yang berbeda
2)
Ancaman-ancaman
terhadap solidaritas
3)
Munculnya
penegasan atau penguatan solidaritas sosial melalui ritus-ritus agama.
1. Solidaritas Mekanik dan Solidaritas
organic
Sumber utama analisis Durkheim tentang solidaritas dan sumber
struktur sosial diperoleh dari bukunya The Division of Labor in Society. Tujuan
dari karya klasik ini menganalisis pengaruh atau fungsi kompleksitas dan
spesialisasi pembagian kerja dalam struktur sosial serta perubahan akibat
solidaritas sosial. Perbedaan antara solidaritas mekanik dengan solidaritas
organik merupakan sumbangan Durkheim yang paling terkenal. Sekalipun ada perbedaan tingkatan,
sekurang-kurangnnya menganut suatu orientasi agama yang sama merupakan dasar
integrasi sosial dalam ikatan yang mempersatuakan individu dalam organisasi.
Dalam istilah Durkheim hal itu merupakan contoh solidaritas mekanik. Sedangkan
kegiatan spesialisasi orang-orang yang saling berhubungan dan saling tergantung
membentuk solidaritas menyeluruh yang di dasarkan kepada saling ketergantungan.
Hal itu dilihat olleh Durkheim sebagai solidaritas organik.
Durkheim menggunakan istilah solidaritas mekanik dan solidaritas organik
dalam menganalisis struktur masyarakat secara keseluruhan karena solidaritas
mekanik didasarkan kepada kesadaran kolektif (collective consciousness
/-conscience) yang menunjuk kepada “totalitas kepercayaan dan sentimen-sentumen
bersama yang rata-rata ada pada warga masyarakat yang sama tersebut”. Karena
itu , individualitas tidak berkembang. Sifat individualitas dilumpuhkan oleh
tekanan untuk konformitas (kepentingan bersama). Berlawanan dengan itu,
solidaritas organik muncul karena pembagian kerja menjadi bertambah besar.
Solidaritas organik di dasarkan pada Saling ketergantungan yang tinggi. Saling
ketergantungan bertambah besar sebagai hasil bertambahnya spesialisasi dalam
pemmbagian pekerjaan, yang juga menggairahkan bertambahnya perbedaan individu.
Seperti dikatakan Durkheim : “Itulah pembagian kerja yang mengambil peran yang
tadinya diisi oleh kesadran kolektif”.
2. Kesadaran Kolektif Dalam Masyarakat
Organik
Perkembangan dari
pembagian kerja (solidaritas organik) tidak menghancurkan kesadran kolektif,
tetapi hanya mengurangi. Hal ini
memberikan lebih banyak ruang bagi kebebasan individu dan heterogenitas sosial,
tetapi tidak harus membuat individu terpisah dari ikatan sosial yang didasarkan
konsensus moral. Durkheim juga menghubungkan pengaruh kesadaran kolektif dengan
sifat individualistik yang semakin meningkat dalam masyarakat organik.
Kesadaran kolektif itu meliputi car berpikir dan berperasaan yng sangat umum,
memberikan peluang yang terbuka bagi besarnya perbedaan-perbedaan individual
yang semakin bertambah. Sebagai contoh, dalam masyarakat organik seseorang
tidak dtuntut untuk memilih calon istri /suami dari keluarga, klan, atau
kelompok tertentu;juga seseorang tidak dipaksa untuk menerima keputusan orang
tuanya dalam memilih hidupnya.
Solidaritas mekanik
yang dinyatakan dalam kelompok agama, mempunyai ikatan sosial yang bersifat
primordial mekanik, seperti kekerabatan, kesukuan, dan komunitas. Ikatan-ikatan
primordial ini tidak dapat mempersatukan semua anggota masyarakat yang kompleks
, tetapi merupakan sumber solidaritaas kelompokk sosial.
Durkheim menekankan
pentingnya kesadaran kolektif bersama yang mungkin ada dalam berbagai kelompok
kerja atau profesi. Akibatnya, anggota kelompok ini dipaksa untuk berprilaku
yang sama seperti anggota suatu suku bangsa tradisional dengan pembagian kerja
yang rendah dan dipaksa oleh kesadaran kolektif yang kuat. Durkheim merasa
bahwa solidaritas mekanik dalam kelompok pekerja dan profesi menjadi semakin
penting ketika pembagian pekerjaan meluas.
Sifat-sifat
pokok dari masyarakat yang didasarkan pada solidaritas masyarakat yang
didasarkan pada solidaritas organik .
Solidaritas Mekanik
|
Solidaritas Organik
|
Pembagian
kerja rendah
Kesadaran
kolektif kuat
Hukum
represif dominan
Individualitas
rendah
Konsensus
terhadap pola normatif penting
Keterlibatan
komunitas dalam menghukum orang yang menyimpang.
Saling
ketergantungan rendah
Bersifat
tradisional –pedesaan
|
Pembagian
kerja tinggi
Kesadran
kolektif rendah
Hukum
restitutif dominan
Individualitas
tinggi
Konsensus
pada nilai umum penting
Badan
–badan kontrol sosial yang menghukum orang yang menyimpang
Saling
ketergantungan tinggi
Bersifat
indrustial-perkotaan
|
D. BERBAGAI MACAM KELOMPOK/ASOSIASI DALAM
MASYARAKAT
a. In
group-Out group
Ingroup (kelompok dalam) merupakan kelompok sosial di mana di antara
anggota-anggotanya saling simpati dan mempunyai perasaan dekat satu dengan
lainnya. Misalnya: kliq. Outgroup (kelompok luar) ialah kelompok yang berada di
luar suatu kelompok yang ditandai oleh adanya antagonisme, prasangka atau
antipati. Misalnya orang-orang kulit hitam di lingkungan orang-orang kulit
putih. Klasifikasi kelompok demikian dikemukakan oleh W.G. Sumner (1940).
b. Kelompok Primer dan sekunder
Klasifikasi ini dikemukakan oleh C.H. Colley (1909).
Kelompok primer dan sekunder dibedakan berdasarkan ada tidaknya ciri saling
mengenal atau kerjasama yang erat dan bersifat personal di antara
anggota-anggotanya. Kelompok dengan ciri demikian disebut kelompok primer, dan
yang tidak disebut kelompok sekunder.
c. Gemeinschaft Dan Gesselchaft
Dikotomi bentuk struktur sosial
pramodern dan yang modern tidak hanya dikenal dalam analisis Durkheim. Tonnies
mengembangkan konsep Gemeinscaft dan Gesselchaft . Bagi tonnies, masyarakat
Gemeinscaft mencerminkan satu kemauan yang bersifat alamiah dan memperlihatkan
struktur sosial yang ditandai oleh kesatuan organik, tradisi yang kuat,
hubungan yang menyeluruh , dan memperlihatkan spontanitas dalam perilaku.
Sebaliknya , masyarakat Gesselscaft ditandai oleh kemauan yang bersifat
rasional, yng lebih di rencanakan, serta mengutamakan hubungan sosial yang
didasarkan pada spesialisasi tertentu.
Paguyuban (Gemeinscaft) adalah kehidupan kolektif bersama yang
anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah
serta kekal. Patembayan (Gesselscaft) adalah bentuk kehidupan kolektif yang
diikat oleh ikatan lahir yang biasanya untuk jangka waktu pendek, bahkan lebih
bersifat dalam fikiran belaka, contohnya kelompok penggemar sepak bola.
d. Kelompok Formal dan Informal
Klasifikasi ini dikemukakan oleh van Doorn
dan Lammers (1964). Kelompok formal merupakan kelompok yang mempunyai
peraturan-peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan. Di dalam kelompok formal
terdapat pembatasan yang tegas mengenai hak-hak, kewajiban, wewenang, dan
tanggung jawab anggota-anggota kelompok sesuai dengan statusnya masing-masing,
baik fungsional maupun struktural.
Kelompok informal merupakan kelompok yang
dibangun berdasarkan hubungan-hubungan yang bersifat personal dan tidak
ditentukan oleh aturan-atuan yang resmi.
e. Kelompok organik dan mekanik
Klasifikasi ini dikemukakan oleh Emmile
Durkheim didasarkan pada ada tidaknya pembagian kerja dalam kelompok. Di dalam
kelompok organik terdapat pembagian kerja yang rinci dan tegas di antara
anggota-anggotanya, sedangkan pada kelompok mekanik tidak terdapat pembagian
kerja. Ada tidaknya pembagian kerja ini menimbulkan pula sifat solidaritas antar-anggota
yang berbeda. Pada kelompok organik terdapat solidaritas organik, dan dalam
kelompok mekanik terdapat solidaritas mekanik.
f. Membership
dan reference group
Klasifikasi ini dikemukakan oleh Robert K.
Merton. Membership Group merupakan kelompok dengan anggota-anggota yang
tercatat secara fisik sebagai anggota. Sedangkan reference group merupakan
kelompok acuan, maksudnya orang menjadikan kelompok yang bersangkutan sebagai
acuan bertindak dan berperilaku, walaupun secara fisik ia tidak tercatat sebagai
anggota.
g. Kelompok-kelompok
semu dan tidak teratur
1.2 Kesimpulan
Manusia
adalah makhluk social, oleh karena itu manusia berinteraksi dengan sebagian
kecil manusia lain nya yang disebut masyarakat yang biasanya terdiri dari komunitas
atau kelompok. Masyarakat multicultural kadang disebut
juga sebagai masyarakat majemuk atau plural society yang artinya masyarakat
yang terdiri atas dua atau lebih tertib sosial, komunitas atau
kelompok-kelompok yang secara kultural, ekonomi dan politik terpisah-pisah serta
memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya,
atau dengan kata lain merupakan suatu masyarakat di mana sistem nilai yang
dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagiannya adalah sedemikian
rupa sehingga para anggotanya kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat
sebagai keseluruhan.
Kelompok merupakan kumpulan manusia
yang memiliki syarat-syarat tertentu, dengan kata lain tidak semua pengumpulan
manusia dapat disebut sebagai kelompok. Kelompok mempunyai beberapa jenis
yaitu : Asosiasi, Kelompok
sosial (Social Groups), kelompok kemasyarakatan (Societal Groups), Kelompok statistic. Adapun macam
kelompok/asosiasi dalam masyarakat yaitu : Kelompok-kelompok semu dan tidak teratur,
Membership dan reference group, Kelompok organik
dan mekanik, Kelompok Formal dan Informal, Gemeinschaft
Dan Gesselchaft, Kelompok Primer dan sekunder, In group-Out group.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masyarakat
multicultural disebut juga masyarakat majemuk atau plural. Sedangkan, kelompok
adalah kumpulan manusia yang memilki syarat-syarat tertentu. Dengan kata lain
kelompok adalah semua pengumpulan manusia.
Berbagai macam
kelompok di masyarakat anatara lain :
1.
In group – Out group
2.
Kelompok primer dan sekunder
3.
Gemeinschaft dan gesselschaft
4.
Kelompok formal dan informal
5.
Kelompok organic dan mekanik
6.
Membership dan referensi group
7.
Kelompok-kelompok semu dan tak teratur
B.
Saran
Setiap orang dalam kelompok tersebut harus dapat menjaga kesatuan dalam kelompok
tersebut. Hal itu dapat menjaga agar dalam kelompok todak terjadi perpecahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar