Senin, 16 Juli 2012



KEANEKARAGAMAN KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTUKULTURAL

A.   MASYARAKAT MULTIKULTURAL
Sebagaimana telah banyak diketahui, bahwa masyarakat merupakan kategori yang paling umum untuk menyebut suatu kumpulan manusia yang saling berinteraksi secara kontinyu dalam suatu wilayah atau tempat dengan batas-batas geografik, sosial, atau kultural yang tertentu.  Terdapat istilah-istilah yang lebih khusus yang digunakan untuk menyebut pengumpulan manusia dengan karakteristik tertentu. Misalnya yang menekankan bahwa interaksi yang kontinyu  itu berlangsung dalam batas-batas wilayah geografik tertentu, sehingga orang-orang dalam batas wilayah itu saling berinteraksi secara lebih intensif daripada dengan orang-orang yang berada di luar batas itu. Pengelompokan yang demikian ini disebut komunitas, atau masyarakat setempat. Misalnya masyarakat desa atau masyarakat kota. Juga dapat dalam lingkup ruang geografik yang lebih kecil, misalnya Rukun Tetangga, Rukun Kampung, dusun, dan sebagainya.

Untuk wilayah sosial, dapat berupa kelas atau kelompok sosial tertentu. Misalnya untuk yang berjenjang dapat berupa kelas atas, kelas menengah, atau kelas bawah, sedangkan yang tidak berjenjang  dapat juga kelompok kiri, kanan, atau tengah, berbagai kelompok profesi, atau sebagaimana diungkapkan Geertz, ada kelompok santri, priyayi, atau abangan. Untuk kategori wilayah kebudayaan, dapat berupaka sukubangsa atau kelompok-kelompok agama. Demikianlah, sehingga –sekali lagi– masyarakat merupakan penyebutan yang paling umum dan general untuk sebuah pengumpulan manusia pada suatu wilayah.
Masyarakat multicultural kadang disebut sebagai masyarakat majemuk atau plural society. Istilah plural society, pertama kali digunakan oleh JS Furnival untuk menyebut masyarakat masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih tertib sosial, komunitas atau kelompok-kelompok yang secara kultural, ekonomi dan politik terpisah-pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya, atau dengan kata lain merupakan suatu masyarakat di mana sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagiannya adalah sedemikian rupa sehingga para anggotanya kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai keseluruhan.
Agar lebih jelas, berikut dikemukakan ciri masyarakat multikultural menurut van Den Berghe.
1.     Mengalami segmentasi ke dalam kelompok-kelompok dengan subkultur saling         berbeda
2.    Memiliki struktur yang terbagi ke dalam lembaga-lembaga yang nonkomplemen
3.    Kurang dapat mengembangkan konsensus mengenai nilai dasar
4.    Relatif sering mengalami konflik
5.    Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan, dan/atau
6.    Ketergantungan ekonomi, dan/atau
7.    Dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain
B.    PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM KELOMPOK
1.  Pengertian kelompok
Kelompok merupakan konsep yang sangat umum dipakai dalam sosiologi dan antropologi. Sebenarnya kelompok merupakan kumpulan manusia yang memiliki syarat-syarat tertentu, dengan kata lain tidak semua pengumpulan manusia dapat disebut sebagai  kelompok.
Robert Biersted menyebut adanya tiga kriteria kelompok, yaitu: (1) ada atau tidaknya organisasi, (2) ada atau tidaknya hubungan sosial di antara warga kelompok, dan (3) ada atau tidaknya kesadaran jenis di antara orang-orang yang ada dalam kelompok dimaksud.
Berdasarkan analisis menggunakan tiga kriteria tersebut dalam masyarakat dikenal beberapa jenis atau macam kelompok, yaitu:
1. Asosiasi
Asosiasi merupakan kelompok yang memenuhi tiga kriteria Biersted tersebut. Suatu asosiasi atau organisasi formal terdiri atas orang-orang yang memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, ada hubungan sosial di antara warga kelompok dan organisasi.
2. Kelompok sosial (Social Groups)
Kelompok yang para anggotanya memiliki kesadaran akan kesamaan jenis serta hubungan sosial di antara warganya, tetapi tidak mengenal organisasi, oleh Biersted disebut sebagai kelompok sosial.
3. kelompok kemasyarakatan (Societal Groups)
Kelompok kemasyarakatan merupakan kelompok yang berisi orang-orang yang memiliki kesadaran jenis saja, tidak ada hubungan sosial di antara orang-orang tersebut maupun organisasi, disebut sebagai kelompok kemasyarakatan (societal groups).
Misalnya kelompok laki-laki, kelompok perempuan. Orang sadar sebagai “sesama laki-laki” atau “sesama perempuan”, namun tidak ada organisasi ataupun komunikasi di antara mereka.
4. Kelompok statistik
Bentuk terakhir dari kelompok adalah kategori atau kelompok statistik, yaitu kelompok yang terdiri atas orang-orang yang memiliki kesamaan jenis (misalnya jenis kelamin, umur, pekerjaan, dan sebagainya), tetapi tidak memiliki satu pun dari tiga kriteria kelompok menurut Biersted.
Sebenarnya kelompok statistik bukanlah “kelompok”, sebab tidak memiliki tiga ciri tersebut. Kelompok statistik hanyalah orang-orang yang memiliki kategori statistik sama, misalnya kelompok umur (0-5 tahun, 6-10 tahun, dst.) yang dipakai dalam data penduduk Biro Pusat Statistik. Dalam kelompok ini sama sekali tidak ada organisasi, tidak ada hubungan antar-anggota, dan tidak ada kesadararan jenis.
Kelompok dengan asosiasi (perkumpulan) secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut.
Kelompok Sosial
Perkumpulan
Kelompok primer
Perkumpulan sekunder
Gemainschaft
Gesellschaft
Hubungan familistik
Hubungan kontraktual
Dasar organisasi adat
Dasar organisasi buatan
Pimpinan berdasarkan kewibawaan /charisma
Pimpinan berdasarkan wewenang dan hukum
Hubungan berasas perorangan
Hubungan berasas guna/kepentingan dan anonim









C.  SOLIDARITAS MEKANIK DAN SOLIDARITAS ORGANIK
Analisis Durkheim mengenai solidaritas mekanik dan solidaritas organik berdasarkan:
1)    Perbedaan solidaritas dalam tipe struktur sosial yang berbeda
2)   Ancaman-ancaman terhadap solidaritas
3)   Munculnya penegasan atau penguatan solidaritas sosial melalui ritus-ritus agama.

1.   Solidaritas Mekanik dan Solidaritas organic
     Sumber utama analisis Durkheim tentang solidaritas dan sumber struktur sosial diperoleh dari bukunya The Division of Labor in Society. Tujuan dari karya klasik ini menganalisis pengaruh atau fungsi kompleksitas dan spesialisasi pembagian kerja dalam struktur sosial serta perubahan akibat solidaritas sosial. Perbedaan antara solidaritas mekanik dengan solidaritas organik merupakan sumbangan Durkheim yang paling  terkenal. Sekalipun ada perbedaan tingkatan, sekurang-kurangnnya menganut suatu orientasi agama yang sama merupakan dasar integrasi sosial dalam ikatan yang mempersatuakan individu dalam organisasi. Dalam istilah Durkheim hal itu merupakan contoh solidaritas mekanik. Sedangkan kegiatan spesialisasi orang-orang yang saling berhubungan dan saling tergantung membentuk solidaritas menyeluruh yang di dasarkan kepada saling ketergantungan. Hal itu dilihat olleh Durkheim sebagai solidaritas organik.
      Durkheim menggunakan istilah solidaritas mekanik dan solidaritas organik dalam menganalisis struktur masyarakat secara keseluruhan karena solidaritas mekanik didasarkan kepada kesadaran kolektif (collective consciousness /-conscience) yang menunjuk kepada “totalitas kepercayaan dan sentimen-sentumen bersama yang rata-rata ada pada warga masyarakat yang sama tersebut”. Karena itu , individualitas tidak berkembang. Sifat individualitas dilumpuhkan oleh tekanan untuk konformitas (kepentingan bersama). Berlawanan dengan itu, solidaritas organik muncul karena pembagian kerja menjadi bertambah besar. Solidaritas organik di dasarkan pada Saling ketergantungan yang tinggi. Saling ketergantungan bertambah besar sebagai hasil bertambahnya spesialisasi dalam pemmbagian pekerjaan, yang juga menggairahkan bertambahnya perbedaan individu. Seperti dikatakan Durkheim : “Itulah pembagian kerja yang mengambil peran yang tadinya diisi oleh kesadran kolektif”.

2.  Kesadaran Kolektif Dalam Masyarakat Organik
Perkembangan dari pembagian kerja (solidaritas organik) tidak menghancurkan kesadran kolektif, tetapi  hanya mengurangi. Hal ini memberikan lebih banyak ruang bagi kebebasan individu dan heterogenitas sosial, tetapi tidak harus membuat individu terpisah dari ikatan sosial yang didasarkan konsensus moral. Durkheim juga menghubungkan pengaruh kesadaran kolektif dengan sifat individualistik yang semakin meningkat dalam masyarakat organik. Kesadaran kolektif itu meliputi car berpikir dan berperasaan yng sangat umum, memberikan peluang yang terbuka bagi besarnya perbedaan-perbedaan individual yang semakin bertambah. Sebagai contoh, dalam masyarakat organik seseorang tidak dtuntut untuk memilih calon istri /suami dari keluarga, klan, atau kelompok tertentu;juga seseorang tidak dipaksa untuk menerima keputusan orang tuanya dalam memilih hidupnya.
Solidaritas mekanik yang dinyatakan dalam kelompok agama, mempunyai ikatan sosial yang bersifat primordial mekanik, seperti kekerabatan, kesukuan, dan komunitas. Ikatan-ikatan primordial ini tidak dapat mempersatukan semua anggota masyarakat yang kompleks , tetapi merupakan sumber solidaritaas kelompokk sosial.
Durkheim menekankan pentingnya kesadaran kolektif bersama yang mungkin ada dalam berbagai kelompok kerja atau profesi. Akibatnya, anggota kelompok ini dipaksa untuk berprilaku yang sama seperti anggota suatu suku bangsa tradisional dengan pembagian kerja yang rendah dan dipaksa oleh kesadaran kolektif yang kuat. Durkheim merasa bahwa solidaritas mekanik dalam kelompok pekerja dan profesi menjadi semakin penting ketika pembagian pekerjaan meluas.

Sifat-sifat pokok dari masyarakat yang didasarkan pada solidaritas masyarakat yang didasarkan pada solidaritas organik .
Solidaritas Mekanik
Solidaritas Organik
Pembagian kerja rendah
Kesadaran kolektif kuat
Hukum represif dominan
Individualitas rendah
Konsensus terhadap pola normatif penting
Keterlibatan komunitas dalam menghukum orang yang menyimpang.
Saling ketergantungan rendah
Bersifat tradisional –pedesaan
Pembagian kerja tinggi
Kesadran kolektif rendah
Hukum restitutif dominan
Individualitas tinggi
Konsensus pada nilai umum penting
Badan –badan kontrol sosial yang menghukum orang yang menyimpang

Saling ketergantungan tinggi
Bersifat indrustial-perkotaan



D.  BERBAGAI MACAM KELOMPOK/ASOSIASI DALAM MASYARAKAT
a. In group-Out group
Ingroup (kelompok dalam) merupakan kelompok sosial di mana di antara anggota-anggotanya saling simpati dan mempunyai perasaan dekat satu dengan lainnya. Misalnya: kliq. Outgroup (kelompok luar) ialah kelompok yang berada di luar suatu kelompok yang ditandai oleh adanya antagonisme, prasangka atau antipati. Misalnya orang-orang kulit hitam di lingkungan orang-orang kulit putih. Klasifikasi kelompok demikian dikemukakan oleh W.G. Sumner (1940).
b. Kelompok Primer dan sekunder
Klasifikasi ini dikemukakan oleh C.H. Colley (1909). Kelompok primer dan sekunder dibedakan berdasarkan ada tidaknya ciri saling mengenal atau kerjasama yang erat dan bersifat personal di antara anggota-anggotanya. Kelompok dengan ciri demikian disebut kelompok primer, dan yang tidak disebut kelompok sekunder.
c. Gemeinschaft Dan Gesselchaft

Dikotomi bentuk struktur sosial pramodern dan yang modern tidak hanya dikenal dalam analisis Durkheim. Tonnies mengembangkan konsep Gemeinscaft dan Gesselchaft . Bagi tonnies, masyarakat Gemeinscaft mencerminkan satu kemauan yang bersifat alamiah dan memperlihatkan struktur sosial yang ditandai oleh kesatuan organik, tradisi yang kuat, hubungan yang menyeluruh , dan memperlihatkan spontanitas dalam perilaku. Sebaliknya , masyarakat Gesselscaft ditandai oleh kemauan yang bersifat rasional, yng lebih di rencanakan, serta mengutamakan hubungan sosial yang didasarkan pada spesialisasi tertentu.
    Paguyuban (Gemeinscaft) adalah kehidupan kolektif bersama yang anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta kekal. Patembayan (Gesselscaft) adalah bentuk kehidupan kolektif yang diikat oleh ikatan lahir yang biasanya untuk jangka waktu pendek, bahkan lebih bersifat dalam fikiran belaka, contohnya kelompok penggemar sepak bola.
d. Kelompok Formal dan Informal
Klasifikasi ini dikemukakan oleh van Doorn dan Lammers (1964). Kelompok formal merupakan kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan. Di dalam kelompok formal terdapat pembatasan yang tegas mengenai hak-hak, kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab anggota-anggota kelompok sesuai dengan statusnya masing-masing, baik fungsional maupun struktural.
Kelompok informal merupakan kelompok yang dibangun berdasarkan hubungan-hubungan yang bersifat personal dan tidak ditentukan oleh aturan-atuan yang resmi.
e. Kelompok organik dan mekanik
Klasifikasi ini dikemukakan oleh Emmile Durkheim didasarkan pada ada tidaknya pembagian kerja dalam kelompok. Di dalam kelompok organik terdapat pembagian kerja yang rinci dan tegas di antara anggota-anggotanya, sedangkan pada kelompok mekanik tidak terdapat pembagian kerja. Ada tidaknya pembagian kerja ini menimbulkan pula sifat solidaritas antar-anggota yang berbeda. Pada kelompok organik terdapat solidaritas organik, dan dalam kelompok mekanik terdapat solidaritas mekanik.

f. Membership dan reference group
Klasifikasi ini dikemukakan oleh Robert K. Merton. Membership Group merupakan kelompok dengan anggota-anggota yang tercatat secara fisik sebagai anggota. Sedangkan reference group merupakan kelompok acuan, maksudnya orang menjadikan kelompok yang bersangkutan sebagai acuan bertindak dan berperilaku, walaupun secara fisik ia tidak tercatat sebagai anggota.
g. Kelompok-kelompok semu dan tidak teratur
1.2     Kesimpulan
Manusia adalah makhluk social, oleh karena itu manusia berinteraksi dengan sebagian kecil manusia lain nya yang disebut masyarakat yang biasanya terdiri dari komunitas atau kelompok. Masyarakat multicultural kadang disebut juga sebagai masyarakat majemuk atau plural society yang artinya masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih tertib sosial, komunitas atau kelompok-kelompok yang secara kultural, ekonomi dan politik terpisah-pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya, atau dengan kata lain merupakan suatu masyarakat di mana sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagiannya adalah sedemikian rupa sehingga para anggotanya kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai keseluruhan.
Kelompok merupakan kumpulan manusia yang memiliki syarat-syarat tertentu, dengan kata lain tidak semua pengumpulan manusia dapat disebut sebagai  kelompok. Kelompok mempunyai beberapa jenis yaitu : Asosiasi, Kelompok sosial (Social Groups), kelompok kemasyarakatan (Societal Groups), Kelompok statistic. Adapun macam kelompok/asosiasi dalam masyarakat yaitu : Kelompok-kelompok semu dan tidak teratur, Membership dan reference group, Kelompok organik dan mekanik, Kelompok Formal dan Informal, Gemeinschaft Dan Gesselchaft, Kelompok Primer dan sekunder, In group-Out group.


PENUTUP
A.    Kesimpulan
Masyarakat multicultural disebut juga masyarakat majemuk atau plural. Sedangkan, kelompok adalah kumpulan manusia yang memilki syarat-syarat tertentu. Dengan kata lain kelompok adalah semua pengumpulan manusia.
Berbagai macam kelompok di masyarakat anatara lain :
1.       In group – Out group
2.       Kelompok primer dan sekunder
3.       Gemeinschaft dan gesselschaft
4.       Kelompok formal dan informal
5.       Kelompok organic dan mekanik
6.       Membership dan referensi group
7.       Kelompok-kelompok semu dan tak teratur

B.    Saran

Setiap orang dalam kelompok tersebut  harus dapat menjaga kesatuan dalam kelompok tersebut. Hal itu dapat menjaga agar dalam kelompok todak terjadi perpecahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar